GAMBARAN UMUM
A.
Geografi
Kecamatan Purwosari
mempunyai luas wilayah 7175,68 Ha yang menurut kondisi tanahnya termasuk di daerah zona
pegunungan seribu, terletak di bagian selatan dari Kabupaten Gunungkidul.
Iklim terdiri dari musim kemarau dan
musim penghujan dimana pada musim kemarau di wilayah ini mengalami kekeringan.
Rata – rata ketinggian dari permukaan air laut 134,127 m, rata – rata curah
hujan 1,933 mm.
Wilayah kecamatan Purwosari dibagi menjadi 5 Desa :
1. Desa Giripurwo :
10 Dusun dengan luas :27,2569
km2
2. Desa Giricahyo : 7 Dusun dengan luas :16,3550
km2
3. Desa Girijati : 4 Dusun dengan luas : 7,6520 km2
4. Desa Giriasih : 4 Dusun dengan luas : 8,4334 km2
5. Desa Giritirto : 7 Dusun dengan luas :
12,0595 km2
Sedangkan batas – batas wilayah kecamatan :
·
Sebelah
Utara : Kabupaten Bantul
·
Sebelah
Timur : Kecamatan
Panggang
·
Sebelah
Selatan : Samudera Indonesia
·
Sebelah
Barat : Kabupaten Bantul
Secara geografis wilayah
kecamatan Purwosari yang letaknya paling selatan dari ibukota Kabupaten Gunungkidul.
Daerah ini terkenal sebagai daerah tandus dan senantiasa mengalami kekeringan
yang berkepanjangan jika musim kemarau tiba. Kondisi yang sebagian tanah kapur
menyebabkan pola pertanian di daerah ini
mempunyai perbedaan yang khas dibandingkan dengan Kecamatan di Kabupaten yang berbatasan dengan kecamatan
Purwosari.
Adapun penggunaan lahan sebagai berikut :
·
Persawahan
:
105,2955 Ha
·
Tanah
pertanian/ tegal : 5.404,1486 Ha
·
Bagunan
dan perumahan :
466,8065 Ha
·
Hutan
Negara :
319,7640 Ha
·
Pertambangan
/ lainnya : 805,7725 Ha
Daerah ini bukan
merupakan jalur ekonomi potensial dan bukan merupakan daerah pertanian, hanya
saja sebagian ada yang merupakan jalur masuk obyek wisata ke Pantai
Parangtritis. Dengan bentuk tanah yang bergunung – gunung dan berbukit batu
oleh karena itu pada umumnya bentuk badan jalan berbelok – belok tajam naik dan
turun
Gambar 1
PETA WILAYAH KECAMATAN PURWOSARI
|
B.
Demografi
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Purwosari
berdasarkan data bulan Desember 2012 yang diperoleh PKB Purwosari
adalah dengan perincian penduduk laki – laki : 10.818 jiwa dan
perempuan : 10.191 jiwa
Dengan tingkat
kepadatan peduduk 293 /km2. Jumlah penduduk Purwosari pada tahun 2012 tercatat 21.009 jiwa dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki –
laki dengan perempuan ( sex ratio )
sebesar 99,03 %. Jumlah keluarga
6.387 KK , dengan rata – rata penduduk per keluarga ( family size ) adalah 3,29 jiwa. Komposisi penduduk Kecamatan Purwosari sebagai
berikut :
Tabel. 1
Jumlah Penduduk Menurut
Jenis Kelamin
NO
|
KALURAHAN
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
LAKI - LAKI
|
PEREMPUAN
|
|||
1
|
GIRIPURWO
|
4.757
|
4.182
|
8.939
|
2
|
GIRICAHYO
|
2.041
|
1.951
|
3.992
|
3
|
GIRIJATI
|
1.130
|
1.063
|
2.193
|
4
|
GIRIASIH
|
759
|
799
|
1.558
|
5
|
GIRITIRTO
|
2.131
|
2.196
|
4.327
|
JUMLAH
|
10.818
|
10.191
|
21.009
|
Sumber : Data
Penduduk Kecamatan Purwosari
tahun 2012
Tabel. 2.
Jumlah Penduduk Menurut
Golongan Umur
Gol. Umur
|
Laki - laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
0 – 4
|
366
|
316
|
682
|
5 – 14
|
1.623
|
1.355
|
2.978
|
15 – 59
|
4608
|
4316
|
8926
|
60 – 74
|
2.641
|
2.655
|
5.296
|
75 >
|
1.580
|
1.547
|
3.127
|
Total
|
10.818
|
1.191
|
21.009
|
Submer : Data
Penduduk Kecamatan Purwosari Tahun 2012
Gambar 2
Piramida Penduduk
Kecamatan Purwosari
tahun 2012
Dengan melihat gambar 2 menunjukkan bahwa kelompok umur
yang mendominasi adalah kelompok usia produktif. Jika penduduk usia produktif
semakin besar, beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif semakin tinggi,
karena sebagian pendapatan yang diperoleh dari golongan usia produktif harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka golongan usia tidak produktif.
Rasio beban tanggungan ( dependency ratio
) penduduk Kecamatan Purwosari pada tahun 2012 diperoleh angka 47,15 %. Arus mobilitas (sementara) penduduk bisa dikatakan
tergolong tinggi terutama kelompok muda dan usia produktif karena ketersediaan
lapangan kerja, sehingga banyak mencari lapangan kerja di wilayah lain luar
Kabupaten Gunungkidul umumnya dan luar Kecamatan khususnya. Peternakan juga
merupakan alternatif sumber ekonomi di pedesaan dimana setiap penduduk sebagian
besar memiliki ternak disamping dari pertanian itu sendiri.
C.
Sosial
Budaya
Masyarakat Purwosari
Kabupaten Gunungkidul berkarakteristik Patriarki, sehingga kedudukan laki –
laki masih dipandang lebih tinggi dari kaum perempuan. Demikian pula dalam hal
memperoleh pendidikan, meskipun sudah ada persamaan jender.
Budaya gotong royong
masih cukup tinggi pada hamper semua kelompok masyarakat, sehingga dalam
memecahkan masalah yang ada di kelompok masyarakat cukup mudah dan dalam
suasana kekeluargaan. Banyak dijumpai satu rumah terdiri lebih dari satu
keluarga inti, yaitu dalam satu keluarga terdiri dari kakek/nenek samapi cicit.
Walaupun demikian, pada pada beberapa wilayah ada arus migrasi ke kota – kota
besar.
Masyarakat agraris
dan umum memelihara ternak ini, sangat tergantung pada curah hujan, sehingga
bilamana musim kemarau terlalu panjang, sawah dan lading tidak ditanami,
makatidak ada hasil dari sawah/ladang, juga berdampak pada kurangnya Hijauan
Makanan Ternak (HMT).
Pola peternakan
rakyat khusunya sapid an kambing tidak begitu intensif, namun hampir sebagian
besar masyarakat menpunyai ternak tersebut. Demikian pula peliharaan unggas
yang menjadi permasalahan adalah penempatan kandang ternak dan peliharaan
unggas yang dekat atau menyatu dengan rumah induk. Hal ini tidak memenuhi
criteria rumah sehat yang diharapkan.
Karakteristik lain di
Purwosari adalah tendon air atau penampungan air hujan (PAH) pada sebagian
besar rumah penduduk. Dari pemantauan perilaku masyarakat, masih kurang upaya
untuk membersihkan tendon air tersebut. Hal ini akan berdampak pada mutu air
bersih yang memenuhi syarat – syarat kesehatan. Demikian pula dengan keberadaan
telaga, sebagai reservoir air untuk keperluan masyarakat. Hampir semua telaga
dimanfaatkan secara komunal baik untuk manusia maupun hewan, sehingga dari segi
kesehatan sangat tidak memenuhi syarat. Sudah ada upaya untuk memisahkan tempat
untuk manusia maupun hewan pada beberapa telaga.
Di beberapa desa
masih dijumpai perkawinan usia dini, hal ini masih merupakan budaya. Masalah
yang akan timbul yaitu bumil resti, rawan gizi, kehamilan tidak diinginkan,
kematian bayi/ibu serta perceraian rumah tangga.
Peran dukun bayi
telah banyak berkurang, namun banyak timbul sarana pengobatan alternatif,
sebagai salah satu pola alternatif sarana pelayanan kesehatan. Pola pemilihan
sarana pengobatan seperti ini perlu diwaspadai karena tidak ada jaminan apapun
bagi masyarakat apabila terjadi kesalahan / pengobatan.
Trend masyarakat
belakangan ini mulai bergeser pilihan model transportasi darat dari bus umum ke
kendaraan bermotor roda dua yang tidak diikuti oleh perilaku berkendaraan yang
tertib, sehingga kecenderungan kejadian kecelakaan lalu lintas dari tahun ke
tahun meningkat. Hal ini akan sedikit banyak berpengaruh terhadap angka
kecacatan, kematian, dan memperberat pembiyaan kesehatan.
Agama yang dianut
oleh penduduk di wilayah Purwosari terdiri dari Islam, Kristen, Katholik, serta
kepercayaan lain. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah Islam.
D.
Ekonomi
Berdasarkan data yang ada di wilayah
Purwosari pada tahun 2012 terdapat 7.626 jiwa masyarakat miskin dengan prosentase 36.29%
dari jumlah penduduk keseluruhan
Gambar 3
PETA KEMISKINAN DI
WILAYAH PURWOSARI TAHUN 2012
Sumber : Kecamatan Purwosari tahun 2012
Hasil
Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Kabupaten Gunungkidul menunjukan
bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk
kebutuhan konsumsi pangan sebesar 62% dan konsumsi bukan pangan sebesar 38%.
Hasil tersebut menunjukan masyarakat masih belum sejahtera, karena makin
sejahtera masyarakat konsumsi non pangan
akan lebih tinggi dari konsumsi pangan.
E.
Musim
dan Pola Penyakit
Wilayah Purwosari
mempunyai dua musim yakni hujan dan kemarau. Pola penyakit ditandai dengan
kejadian penyakit Diare di awal tahun meskipun belum menggeser posisi infeksi
saluran pernafasan atas dan common cold dari sepuluh besar penyakit tahun 2012.
TBC masih menjadi
penyakit yang cukup sulit ditangani, sudah bebagai cara serta inovasi untuk menemukan penderita namun sampai akhir
tahun 2012 baru mendapatkan 2 orang penderita BTA (+) di wilayah Purwosari.
Kesadaran masyarakat mulai meningkat dalam pemberantasan TBC ini dengan
ditandai banyak penderita yang datang di pelayanan kesehatan dengan indikasi
TB.
Penyakit kulit
terutama adalah dermatitis. Penggunaan
air dari berbagai sumber seperti telaga (tidak terpisah dengan ternak), PAH
yang tidak dikuras diduga menjadi pemicunya. Demikian juga penyakit kulit
karena jamur dan bakteri (scabies) masih sering dijumpai.
F. Perkembangan Pembangunan terbaru
Perencanaan
pembangunan terpadu JJLS ( Jalur Jalan Lintas Selatan ), yang mana letak UPT
Puskesmas Purwosari dilewati oleh jalur ini, akan menambah dan mempermudah
akses. Hal ini meningkatkan jumlah wisatawan dan juga meningkatkan kewaspadaan
terhadap meningkatnya potensi kecelakaan lalu lintas.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A.
Umur Harapan Hidup (UHH)
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah
umur harapan hidup. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Gunungkidul cukup baik bila
dibandingkan dengan Umur Harapan Hidup
rata – rata di Indonesia. Umur yang panjang namun tidak berkualitas akan
membawa konsekuensi logis pada perubahan pola penyakit degeneratif yang timbul.
Hasil survey UHH sebagai
berikut :
Tabel 3
Umur Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Umur Harapan
Hidup
|
Nasional
|
Kabupaten
|
·
Laki – laki
·
Perempuan
·
Rata – rata*)BPS GK
|
67,72
69,60
68,78
|
68,58
72,48
70,53
|
B.
Mortalitas
Dengan perubahan pola penyakit dan meningkatnya UHH maka
pola penyakit penyebab kematian mengalami perubahan dalam beberapa tahun
terakhir. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4
Angka Kematian Penduduk
Kecamatan Purwosari Tahun 2012
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
1
|
Jumlah Kematian Bayi
|
1
|
2
|
Jumlah Kematian Neonatus
|
0
|
3
|
Jumlah Kematian Ibu
|
0
|
4
|
Jumlah Kematian Kasar
|
0
|
Sumber : Program KIA –
KB UPT Puskesmas Purwosari 2012
Angka kematian bayi dan ibu pada tahun 2012 data yang masuk ke UPT Puskesmas Purwosari adalah 1 dan data kematian kasar belum di dapat data yang akurat
dari pemerintah desa maupun data penduduk kecamatan Purwosari
C.
Morbiditas
Angka kesakitan penduduk di wilayah Purwosari berdasarkan
kunjungan pasien ke UPT Puskesmas Purwosari menurut golongan umur adalah
sebagai berikut :
Tabel 5
Angka Kesakitan 0-11 bulan, Balita, dan Semua Umur
UPT Puskesmas Purwosari
Tahun 2012
No
|
Golongan Umur
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
0-11 bln
|
248
|
2,2
|
2
|
Balita
|
420
|
8,40
|
3
|
Semua umur
|
12312
|
89,3
|
Sumber
: SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Pada tabel angka
kesakitan berdasar kelompok umur, ternyata kelompok balita didapatkan angka
prosentase 2,2 % dari
jumlah kunjungan, balita 8,40 % dari jumlah kunjungan sedangkan semua semua umur 89,3
% dari total kunjungan Puskesmas pada tahun 2012. Angka kesakitan berdasar golongan umur, ternyata usia
produktif didapatkan angka kunjungan tertinggi, selanjutnya usia balita pada
tahun 2012.
Gambar 4
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
UPT Puskesmas Purwosari Semua Kelompok Umur
Tahun 2012
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Tabel 6
Angka Kesakitan
Menurut Kelompok Umur (KU) Purwosari Tahun 2012
Kelompok Umur
|
Penduduk
|
Kunjungan Kasus
|
% KU
|
% Total
|
< 1
|
257
|
248
|
96,4
|
1,1
|
1 – 4
|
1061
|
1056
|
99,5
|
5,0
|
5 – 14
|
2978
|
1428
|
47,9
|
6,7
|
15 – 44
|
8296
|
7914
|
95,3
|
37,6
|
60
– 74
|
5296
|
1605
|
30,3
|
7,6
|
>75
|
3127
|
729
|
23,3
|
3,4
|
Jumlah
|
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Gambar 5
Tabel
7
Sepuluh Besar
Penyakit Semua kelompok umur
Di UPT Puskesmas
Purwosari
Tahun 2012
Keterangan :
No
|
Diagnosa
|
ICD
X
|
Jumlah
|
Prosentase
|
|
1
|
Common cold /
Nasopharingitis akut
|
J.00
|
|
10,88
|
|
2
|
Infeksi akut
lain pd sal pernafasan atas
|
J.06
|
861
|
6,63
|
|
3
|
Rheumatoid
Arthritis
|
M.06
|
742
|
5,72
|
|
4
|
Gastritis
|
K.29
|
509
|
3,92
|
|
5
|
Penyakit
pulpa dan jaringan periapikal
|
K04
|
484
|
3,73
|
|
6
|
Infeksi Kulit dan Jaringan Subkutan
|
L08
|
438
|
3,37
|
|
7
|
Asma
|
J.45
|
410
|
3,16
|
|
8
|
Diare dan
gastroenteritis
|
A.09
|
312
|
2,4
|
|
9
|
Hipertensi primer
|
I10
|
294
|
2,27
|
|
10
|
Influensa, Virus terdeteksi
|
JII
|
293
|
2,26
|
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Pada tabel angka kesakitan berdasar kelompok umur, ternyata kelompok balita
didapatkan angka prosentase yang paling besar. Hal ini menandakan bahwa usia
balita merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit. Selengkapnya adalah
sebagai berikut:
1. Pola Penyakit Kelompok Umur Bayi
Dari 248 jumlah total kunjungan kasus pada
kelompok umur bayi (<1 tahun) tahun 2012 yang diamati di Puskesmas,
penyakit Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas dan Common cold
/ Nasofaringitis akut masih dominan.
Gambar 6
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Tabel 8
Sepuluh Besar
Penyakit Golongan Umur bayi (< 1 Tahun)
Di UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2012
No
|
ICD X
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Common cold /
Nasopharingitis akut
|
119
|
28,91
|
2
|
Infeksi akut
lain pd sal pernafasan atas
|
29
|
11,9
|
3
|
Infeksi kulit
dan jaringan subcutan lain
|
19
|
7,8
|
4
|
Diare dan
gastroenteritis
|
16
|
6,5
|
5
|
Influenza,
virus tidak teridentifikasi
|
16
|
6,5
|
6
|
Demam yang
tidak diketahui sebabnya
|
16
|
6,5
|
7
|
Dermatitis lainya
|
7
|
2,8
|
8
|
Dermatitis kontak
alergi
|
6
|
2,4
|
9
|
Dermatitis alergi
|
3
|
1,2
|
10
|
Stomatitis
dan lesi – lesi yang berhubungan
|
3
|
1,2
|
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2012
2. Pola Penyakit Kelompok Umur Balita
Dari 1.056 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur balita, pola
penyakit kelompok umur balita (< 5 tahun) di UPT Puskesmas Purwosari
terbesar adalah Common cold / Nasopharingitis Akut. Pada golongan umur Balita
ternyata jenis penyakit infeksi juga masih dominan.
Gambar 7
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Tabel 9
Sepuluh Besar
Penyakit Golongan Umur Balita (5 Tahun)
Di UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2012
No
|
ICD X
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Common cold /
Nasopharingitis akut
|
362
|
34,2
|
2
|
Diare dan gastroenteritis
|
92
|
8,7
|
3
|
Infeksi Kulit dan Jaringan Subkutan
|
86
|
8,1
|
4
|
Infeksi akut
lain pd sal pernafasan atas
|
84
|
7,9
|
5
|
Influensa, Virus tidak teridentivikasi
|
53
|
5,0
|
6
|
Demam yang
tidak diketahui sebabnya
|
44
|
4,1
|
7
|
Dispepsia
|
36
|
3,4
|
8
|
Dermatitis Lainya
|
36
|
3,4
|
9
|
Dermatitis
kontak alergi
|
28
|
2,6
|
10
|
Sumber : SP2TP UPT
Puskesmas Purwosari Tahun 2012
3. Pola Penyakit Kelompok Umur Lansia (> 60 Tahun)
Dari 2.334 jumlah total kunjungan kasus kelompok umur Lansia (>60
Tahun) tahun 2012 yang diamati di UPT Puskesmas Purwosari,
pola penyakit degeneratif seperti Reumathoid
Arthritis serta Hipertensi primer, Asma masih terlihat dominan. Selengkapnya
dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :
Gambar 8
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Tabel 10
Sepuluh Besar
Penyakit Golongan Umur Lansia
Di UPT Puskesmas
Purwosari Tahun 2012
No
|
ICD X
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Rheumathoid
Arthritis
|
289
|
12,3
|
2
|
Asma
|
153
|
6,5
|
3
|
Hipertensi primer
|
141
|
6,0
|
4
|
Gastritis
|
129
|
5,5
|
5
|
Comman Cold/Nasopharingitis akut
|
125
|
5,3
|
6
|
Infeksi akut lain pada sal pernapasan atas
|
95
|
4,0
|
7
|
DM
|
54
|
2,3
|
8
|
Gangguan sendi
|
52
|
2,2
|
9
|
Myalgia
|
48
|
2,0
|
10
|
Gigivitis
|
33
|
1,4
|
Sumber : SP2TP UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
D. Status Gizi
Keadaan gizi masyarakat
tidak lepas dari faktor internal maupun eksternal sehingga penanganan masalah
gizi tidak hanya tanggung jawab jajaran kesehatan semata tetapi diperlukan
keterpaduan program dalam penanggulangannya. Status gizi masyarakat dapat
digambarkan dengan indikator antara lain pada status gizi balita, angka anemia
anemia, Kurang Energi Protein (KEP) balita dan wanita usia subur (WUS) dengan
kurang energi kronis (KEK). Status gizi masyarakat di kecamatan Purwosari pada
umumnya tergolong cukup. Hal ini dibuktikan dengan angka gizi buruk balita,
serta anemia ibu hamil. Cakupan pemantauan status gizi masyarakat di
wilayah Purwosari sebagai berikut :
Tabel 11
Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG)
di Kecamatan Purwosari Tahun 2012
Jenis Indikator
|
2010
|
2011
|
2012
|
Target
|
·
Status Gizi
|
||||
Gizi buruk
|
0,40 %
|
0,82 %
|
0,65
|
< 5 %
|
Gizi kurang
|
8,00 %
|
10,1 %
|
11,42
|
< 20 %
|
Gizi baik
|
91,0 %
|
92,28%
|
86,51
|
> 80 %
|
Gizi lebih
|
1,0 %
|
0,82 %
|
2,08
|
< 3 %
|
·
Kurang Energi Protein
|
||||
KEP Nyata
|
0,9 %
|
0,82 %
|
0,65
|
< 1 %
|
KEP Total
(gizi kurang dan buruk)
|
8,4 %
|
10,9 %
|
10,50
|
< 35 %
|
·
Anemia
|
||||
Anemia ibu
hamil
|
6,8 %
|
7,12 %
|
19,5
|
< 30 %
|
Anemia balita
|
8,5 %
|
10,9 %
|
8,6
|
< 35 %
|
Kurang Energi
Kronis (KEK) WUS
|
18,6 %
|
17,6 %
|
14,7
|
20 %
|
BBLR yang
ditangani
|
100 %
|
100 %
|
100
|
< 10 %
|
Status Gizi
|
Target Nasional
|
2010
|
2011
|
2012
|
|||
n
|
%
|
N
|
%
|
n
|
%
|
||
Buruk
|
< 5 %
|
4
|
0,40
|
9
|
0,82
|
8
|
0,65
|
Kurang
|
< 20 %
|
85
|
8,00
|
111
|
10,08
|
121
|
11,42
|
Baik
|
> 80 %
|
998
|
91,0
|
1.016
|
92,28
|
917
|
86,51
|
Lebih
|
< 3 %
|
7
|
1,00
|
9
|
0,82
|
22
|
2,08
|
Sumber : Program Gizi UPT Puskesmas Purwosari Tahun 2012
Gizi buruk dan gizi kurang
prevalensinya mengalami peningkatan meskipun masih di bawah target yang
ditetapkan. Demikian juga prevalensi KEP mengalami penurunan sedangkan prevalensi gizi lebih cenderung mengalami peningkatan, hal ini salah satu wujud keberhasilan kader kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Prevalensi anemia ibu hamil
cenderung mengalami peningkatan ini disebabkan kepatuhan menkonsumsi tablet Fe
masih kurang dan asupan makan sumber Fe juga masih kurang. Demikian pula anemia
balita mengalami penurunan sebab tidak lepas dari
kondisi anak dan status gizinya.
Prevalensi KEK pada WUS mengalami
penurunan dalam arti ada perbaikan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, ini membuktikan bahwa kesadaran WUS menkonsumsi sumber
energi dan protein meningkat.
Gambar 8
Prevalensi Gizi Buruk Di Wilayah Kecamatan Purwosari
Tahun 2012
|
Lengkap Sekali,
BalasHapusBagus. Makasih.
N.o.o.r.a.n.i.o